Senin, 23 Maret 2015

PLANNING AND STRATEGIC MANAGEMENT

Chapter 4
 Planning and Strategic Management

An Overview of Planning Fundamentals
Planning is the conscious, systematic process a making decions about goals and activities that an individual, group, work unit, or organization will pursue in the future.
The Basic Planning Process
            The important steps followed during formal planning are similar to the basic decision.
Step 1 : Situational Analysis A process planners use, within time and resource constraints, to gather, interpret, and summarize all information relevant to the planning issue under consideration.

Step 2 : Alternative Goals and Plans The planning process should generate alternative goals that may be pursued in the future and the alternative plan that may be used to achieve those goals. Goal are the target or end that management desires to reach. Plans are the actions or means managers intend organizational goals.

Step 3 : Goal and Plan Evaluation Next managers will evaluate the advantages, disadvantages, and potential effects of each alternative goal and plan. They must prioritize those goals and even eliminate some of them.

Step 4 : Goal and Plan Selection Once managers have assessed the various goals and plans, they will select the one that is most appropriate and feasible. The evaluation process will identify the priorities and trade-off among the goals and plans.

Step 5 : Implementation Once managers have selected the goals and plans, they must implement the plans designed to achieve the goals. Even the best plans are useless if they are not implemented properly.

Step 6 : Monitor and Control The sixth step in the formal planning process-monitoring and controlling-is essential. You will never know whether your plan is succeeding. Managers must continually monitor the actual performance of their work units againts the units goals and plans, and also developed the control systems.

Strategic Planning
            Strategic planning involves making decisions about the organization’s long-term goals and strategic. Strategic plans have a strong external orientation and cover major portions of the organization. Senior executives are responsible for the development and execution of the strategic plan, althought they usually do not formulate or implement the entire plan personally.


Tactical and Operational Planning
Tactical planning is a set of procedures for translating broad strategic goals and plans into specific goals and plans that are relevant to a distinct portionof the organization, such as a functional area like marketing.
Operational palnning is the process of identifying the specific procedures and processes required at lower levels of the organization.

Strategic Management
Strategic management is a process that involves managers from all parts of the organization in the formulation and implementation of strategic goals and strategies. The strategic management process has six major components :

Step 1 : Establishment of Mission, Vision and Goals The mission is a clear and concise expression of the bassic purpose of the organization.  The strategic vision is the long-term direction and strategic intent of a company and it’s points to the future-it provides a perspective on where the organization is headed and what it can become.

Step 2 : Analysis of External Opportunities and Threats Successful strategic management depends on an accurate and thorough evaluation of the competitive environtment and macroenvirontment. Stakeholder are groups and individual who affect and affected by the achievement of the organization’s mission, goal, and strategies.

Step 3 : Analysis of Internal Strength and Weaknesses As managers conduct an external analysis, they will also assess the strengths and weaknesses of major functional areas inside their organization. This kind of internal analysis gives strategic decisions makers an inventory of the organization’s existing function, skills, and resources as well as its overall performance level.

Step 4 : SWOT Analysis and Strategy Formulation is a comparison strengths and weaknesses, opportunities, and threats that helps executives formulate strategy. SWOT analysis helps managers summarize the relevant, important facts from their external and internal analysis.

Step 5 : Strategy Implementation Strategic managers also must unsure that the new strategies are implemented effectively and efficiently. By paying closer attention to the processes by which strategies are implemented, executives, managers, and employees can make sure that strategic plans are actually carried out.

Step 6 : Strategic Control A system designed to support managers in evaluating the organization’s progress regarding its strategy and, when discrepancies exist, taking corrective action. The system must encourage efficient operations that are consistent with the plan while allowing flexibility to adapt to changing conditions.


Minggu, 22 Maret 2015

Tugas Ekonomi Islam 1 ( Azhari Efendi )

TUGAS
EKU015: EKONOMI ISLAM 1


(Saintifikasi Ekonomi Islam sebagai Disiplin Ilmu)

Azhari Efendi
NIM: 1401103010040
PRODI : S1 Akuntansi
Ekonomi islam saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat baik di tingkat lokal maupun di tingkat global. Indikator utamanya terlihat pada munculnya berbagai institusi dan produk keuangan syariah sebagai alternatif pilihan selain dari sistem konvensional yang sudah ada. Permasalah vital yang ada dalam kajian dan pengembangan ekonomi islam saat ini adalah pertumbuhan institusi dan produk keuangan syariah lebih cepat dibandingkan dengan kajian tentang fundamental ekonomi islam sebagai sebuah disiplin ilmu.
Ada pertanyaan mendasar terhadap keberadaan ekonomi islam saat ini, yaitu apakah ekonomi islam bisa dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu? Apakah ekonomi islam sudah memenuhi kriteria sebagai sebuah ilmu? Pertanyaan ini ditanggapi oleh beberapa kelompok aliran yang tidak menganggap ekonomi islam sebagai sebuah disiplin ilmu.
Pertama, Mazhab Pembaharu Kapitalisme. Mazhab pemikiran ini beranggapan bahwa fundamental dari sistem ekonomi islam sama saja dengan sistem kapitalisme. Kapitalisme mengakui adanya hak kepemilikan, kebebasan untuk berusaha, dan kepercayaan pada mekanisme pasar dan hal ini diakui pula dalam sistem ekonomi islam. Mereka hanya menganggap ada bagian-bagian tertentu dalam sistem kapitalisme yang perlu disesuaikan sehingga bisa dikonfromikan dengan prinsip-prinsip islam. Penyesuaian itu terutama pada pembedaan antara produk halal dan haram, mengeluarkan riba pada sistem moneter dan memasukkan zakat dalam sistem fiskal. Jika penyesuaian ini telah dilakukan pada sistem kapitalisme maka akan sama saja dengan sistem ekonomi islam. Intinya, mazhab ini menganggap sistem ekonomi islam yang lagi marak saat ini adalah wajah lain dari sistem kapitalisme yang sudah diperbaharui dan disesuaikan, sehingga tidak perlu dianggap sebagai sebuah ilmu ekonomi baru.
Kedua, Mazhab Konevensional. Kelompok ini beranggapan bahwa terdapat perbedaan yang mendasar  antara teori ekonomi islam dan ekonomi konvensional. Sistem ekonomi konvensional telah dibangun dari struktur fondasi dan teori yang solid serta teruji. Perbedaan inilah yang menjadi alasan ketidaklayakan ekonomi islam disebut sebagai ilmu. Sehingga mereka menganggap ekonomi konvensional adalah satu-satunya basis ilmiah dalam menciptakan dan menerapkan sistem ekonomi terapan.
Ketiga, Mazhab Sectarian Diversity. Kelompok ini menganggap ekonomi islam memiliki basis keilmuan yang lemah dan hanya berisi tentang keyakinan dan ajaran agama. Pengikut pemikiran ini beranggapan pula bahwa usaha untuk mengembangkan ekonomi islam hanya akan berujung pada konflik intelektual dikarenakan ekonomi islam tidak memiliki basis ilmiah yang kuat dan dalam tubuh islam itu sendiri terdiri dari berbagai sekta dan aliran pemikiran.
Sebagai tanggapan dari pemikiran-pemikiran di atas maka perlu dilakukan saintifikasi ekonomi islam secara serius sehingga menghasilkan struktur ilmu yang solid dan kuat yang darinyalah akan lahir berbagai teori-teori ekonomi islam, institusi dan produk keuangan syariah dari eksplorasi ajaran islam itu sendiri, bukan lagi hasil replikasi yang pada intinya bisa dibilang sama saja, hanya jenis kontrak dan niatnya yang berbeda.
Untuk membantah ketiga kelompok pemikiran di atas yang tidak mempercayai ekonomi islam sebagai sebuah disiplin ilmu bukanlah hal yang susah. Secara fundamental ekonomi islam sangat berbeda dengan ekonomi kapitalisme yang berdasarkan pada laissezefaire philosophy. Fundamental ekonomi islam menganggap individu sebagai khalifah Allah di muka bumi dengan tujuan untuk mendapatkan kemenangan (falah) di dunia dan akhirat serta semua tindak lakunya akan dipertanggung jawabkan kelak nanti. Dari perbedaan fundamental ini bisa menjadi justifikasi ilmiah untuk pengembangan ekonomi islam. Kelompok kedua menganggap ekonomi konvensional sangat jauh berbeda dengan ekonomi islam. Justru adanya perbedaan ini memungkinkan berkembangnya ekonomi islam sesuai dengan karakter dan prinsip dasarnya. Kelompok ketiga tidak mengakui ekonomi islam sebagai disiplin ilmu karena dalam islam terdapat berbagai macam sekta pemikiran,  justru adanya berbagai perbedaan pemikiran ini mencerminkan tradisi ilmiah itu sendiri.
Berdasarkan pada struktur ilmu ekonomi yang dikembangkan oleh Thomas S. Kuhn dalam bukunya The Structure of Scientific Revolutions maka islam bisa dikategorikan sebagai sebuah disiplin ilmu. Adapun struktur ilmiah ekonomi islam adalah; secara fundamental ekonomi islam berakar pada nilai tawhid, rububiyyah, khilafah, tazkiyah dan accountability. Dari fundamental ini akan menghasilkan perilaku pelaku ekonomi yang dikenal sebagai muslim man.
Muslim adalah individu yang punya komitmen bahwa hidupnya diabdikan untuk mencapai kemenangan (falah) sebagai khalifah Allah di muka bumi. Seorang muslim meyakini apapun yang ada dalam kehiduapn ini hanyalah titipan dari Sang Maha Pencipta. Perilaku muslim ini akan mengantarkannya pada shariah sehingga terjadi interkonneksi antara perilaku individu dengan paradigma syariah. Paradigma syariah ini menjadi basis ilmiah untuk pengembangan sistem ekonomi islam. Pada akhirnya, ekonomi islam berhak berkembang berdasarkan prinsip dan karakternya sesuai struktur ilmiahnya yang menggunakan sebuah paradigma yang berbeda dengan paradigma ekonomi pasar pada ekonomi konvensional.
Ekonomi islam mengkaji persoalan-persoalan ekonomi dan bagaimana menyelesaikannya dalam bingkai perspektif islam (nilai, norma, aturan dan perintah dan larangan). Permasalah ekonomi klasik adalah ketidakseimbangan antara sumber daya alam dengan keinginan tak terbatas manusia, keterbatasan sumber daya alam dan ketidakterbatasan keinginan manusia, dan bagaimana pengalokasiannya? Menurut konsep ekonomi islam, Allah menciptakan kekurangan dan keberlimpahan secara bersamaan sehingga terjadi keseimbangan. Letak permasalahan ekonomi yang sebenarnya adalah pada perilaku manusia yang sering menciptakan ketidakseimbangan pengalokasian sumber daya alam yang tidak merata.

Saintifikasi ekonomi islam berbeda dengan islamisasi ilmu ekonomi. Saintifikasi ekonomi islam adalah usaha untuk mengkonstruksi strukur dan teori ekonomi islam berdasarkan pada sumber fundamental dan prinsip ajaran islam itu sendiri sedangkan islamisasi ilmu ekonomi adalah usaha untuk memasukkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar ajaran islam pada ilmu ekonomi yang sudah ada.